Infomojokerto.id – Kepemimpinan atau leadership bukan hanya dibutuhkan dalam dunia politik atau bisnis, tetapi juga sangat penting dalam dunia jurnalistik. Hal inilah yang disampaikan oleh Nur Rozuqi, seorang praktisi media dan pembina jurnalistik, dalam sebuah pelatihan kepenulisan jurnalistik yang digelar di Gedung MWC NU Mojokerto, pada Minggu (15/06/2025).
Acara ini dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari santri, pelajar, dan pemuda dari Lamongan dan Mojokerto. Mereka hadir untuk memperdalam pemahaman tentang dunia jurnalistik dan bagaimana menjadi jurnalis yang berintegritas serta berjiwa pemimpin.
Dalam penyampaian materinya, Nur Rozuqi menegaskan bahwa jurnalis masa kini tidak hanya dituntut bisa menulis berita secara cepat dan akurat, namun juga memiliki jiwa kepemimpinan, terutama dalam hal keberanian, ketegasan, dan tanggung jawab sosial.
“Seorang jurnalis sejati adalah pemimpin dalam pikirannya sendiri. Ia memimpin opini publik dengan cara menyampaikan kebenaran. Tanpa jiwa kepemimpinan, jurnalisme bisa kehilangan arah dan mudah terbawa arus kepentingan,” ujarnya dengan tegas.
Ia juga menjelaskan bahwa leadership dalam jurnalistik dimulai dari hal-hal sederhana, seperti disiplin waktu, jujur dalam mengutip narasumber, hingga berani mengambil sikap di tengah tekanan. Nilai-nilai ini sangat penting ditanamkan sejak dini, terutama kepada generasi muda dan santri yang sedang meniti jalan sebagai calon pewarta masa depan.
Pelatihan ini menjadi ruang diskusi terbuka bagi para peserta untuk menyampaikan pandangan dan pengalaman mereka dalam dunia tulis-menulis. Banyak peserta yang antusias bertanya tentang bagaimana menjaga independensi media, peran jurnalis di era digital, hingga tantangan menghadapi hoaks yang marak beredar di media sosial.
Salah satu peserta, Ainun Mufidah, santriwati asal Babat, Lamongan, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat membuka wawasannya.
“Ternyata jadi jurnalis itu bukan sekadar bisa nulis. Kita harus punya sikap, etika, dan juga tanggung jawab. Saya jadi semangat ingin bikin media pesantren sendiri,” katanya dengan semangat.
Menurut panitia pelaksana, pelatihan ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan literasi digital dan jurnalistik yang akan terus diselenggarakan oleh komunitas media lokal dan organisasi kepemudaan di Jawa Timur. Tujuannya adalah membekali generasi muda dengan kemampuan literasi yang kuat sekaligus karakter kepemimpinan yang tangguh.
Menutup kegiatan, Nur Rozuqi mengajak semua peserta untuk tidak ragu menyuarakan kebenaran dan keadilan melalui tulisan.
“Jurnalisme adalah alat perubahan. Siapapun kalian, jika bisa menulis dengan niat baik dan informasi benar, kalian bisa menjadi pemimpin perubahan,” tutupnya.
Dengan semangat ini, diharapkan santri dan generasi muda Lamongan-Mojokerto bisa menjadi jurnalis masa depan yang tidak hanya andal menulis, tetapi juga berani memimpin arah informasi di tengah derasnya arus digital saat ini.









