Sisi Unik UKW ke-30 Antara di Surabaya: Dari Wartawan Doktor hingga Peserta Terjauh dari Kalimantan

Infomojokerto.id – Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke-30 yang digelar Perum LKBN ANTARA di Surabaya pada 30–31 Juli 2025 bukan hanya sekadar ajang pengujian kompetensi jurnalistik, tetapi juga menjadi panggung berbagai cerita inspiratif dan edukatif yang menyoroti semangat profesionalisme dalam dunia pers Indonesia.

UKW kali ini diikuti oleh 29 peserta, yang terbagi dalam 18 jenjang muda, 9 madya, dan 2 utama, berasal dari berbagai media di Jawa Timur dan luar daerah.

Acara ini juga mendapat dukungan dari mitra strategis seperti Astra, Pertamina Hulu Energi, BCA, Pupuk Indonesia, EMCL, BTN, Sucofindo, Pelindo Marine Service, dan PELNI Logistics.

Namun di balik angka dan sertifikat kelulusan, terdapat berbagai cerita menarik yang layak dibagikan:

1. Peserta Terjauh dari Kalimantan Tengah

Hafiz, seorang jurnalis muda dari Kalimantan Tengah, menjadi sorotan karena menempuh perjalanan jauh demi mengikuti UKW ini.

“Saya sangat berterima kasih kepada Antara yang membuka kesempatan ini. Perjalanan saya ke Surabaya bukan hanya fisik, tapi juga perjalanan profesional menuju kualitas jurnalistik yang lebih baik,” ujarnya penuh semangat.

2. Wartawan Bergelar Doktor: Bukti Kompetensi Bukan Sekadar Gelar

Salah satu peserta, Latif Syaipudin, merupakan wartawan dari PRMN yang menyandang gelar akademik doktor. Meskipun demikian, proses UKW memperlihatkan bahwa kompetensi jurnalistik tidak ditentukan oleh gelar akademik, melainkan kemampuan nyata di lapangan.

Dalam kelompoknya, bahkan peserta lain mampu menampilkan performa yang lebih unggul. Hal ini mempertegas objektivitas para penguji serta pentingnya penguasaan terhadap Kode Etik Jurnalistik.

3. Pengujian Ketat dari Redaktur Senior LKBN Antara

Proses penilaian dalam UKW ini dipimpin langsung oleh jajaran penguji senior dari LKBN ANTARA seperti Teguh Priyanto, Hanni Sofia, M. Zarqoni Maksum, dan Erafzon Saptiyulda. Penilaian dilakukan secara ketat namun tetap objektif dan transparan.

“Kami ingin memastikan bahwa wartawan yang lulus benar-benar kompeten, bukan sekadar lolos formalitas,” ungkap salah satu penguji.

4. Objektivitas yang Membentuk Wartawan Profesional

Fakta bahwa peserta bergelar doktor pun bisa kalah nilai menunjukkan bahwa penilaian dalam UKW ini bukan simbolik atau formalitas belaka.

Seperti disampaikan oleh Maha Eka Swasta dari Dewan Pers dalam sesi Pra UKW, kompetensi jurnalistik adalah hal vital agar wartawan mampu menyampaikan informasi secara akurat dan etis.

Ia menambahkan bahwa meningkatnya pengaduan masyarakat atas pemberitaan adalah sinyal penting akan perlunya peningkatan kualitas wartawan.

5. Antara Jatim Apresiasi Semangat Peserta

Kepala Biro Antara Jawa Timur, Rahmat Hidayat, mengungkapkan rasa bangganya terhadap antusiasme para peserta.

Ia menyampaikan harapan agar status “kompeten” yang telah disandang mampu menjadi penyemangat untuk menjaga integritas dan profesionalisme dalam setiap karya jurnalistik.

“Kami juga mohon maaf jika ada kekurangan selama proses pelaksanaan,” katanya dengan rendah hati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *